Pupuh Maskumambang ini  menggambarkan keadaan geografis Kabupaten Sumedang yang dikelilingi  gunung. Sumedang berasal dari dua kata yaitu Insun yang berarti saya,  dan Medal yang berarti lahir. Pada masa kejayaannya, kerajan Sumedang  Larang sangat luas yaitu Jawa Barat dikurangi Kesultanan Cirebon dan  Banten. Kabupaten sumedang merupakan salah satu kabupaten di  Propinsi Jawa Barat yang terletak pada 107°44` - 160°30` Bujur Timur dan  6°36` - 7°2` Lintang Selatan. Jarak terjauh dari arah Barat - Timur 53  Km dan Utara Selatan 51 Km, dengan batas administrasi sabagai berikut :Sebelah Utara     : Kabupaten Indramayu
Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung dan Garut
Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Subang
Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka
Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung dan Garut
Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Subang
Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka
Kabupaten  Sumedang secara geografis merupakan wilayah yang strategis, karena  jarak ke pusat kota Bandung yang menjadi ibu kota Propinsi relatif  pendek (45 Km), dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten  bandung. Dengan demikian sebagian fungsi kota Bandung ditampung di  wilayah Kabupaten Sumedang seperti pemukiman. Industri, pendidikan dan  pertanian sebagai pengedia bahan pangan.
Iklim di Kabupaten Sumedang termasuk tipe Iklim C  menurut Schmidth dan Ferguson, sedangkan curah hukan rata-rata pada  tahun 1996 tercatat 2.301 mm dengan 129 hari hujan per tahun
Tofografi Kabupaten Sumedang bervariasi dari  dataran di bagian Utara sampai berbukit di bagian Selatan dan Barat,  Tinggi tempat diatas permukaan diatas permukaan laut berkisar antara 36 -  1500 m dpl.
Dengan topografi berbukit dan kemiringan tanah yang  sangat bervariasi dan sangat dimungkinkan terdapatnya lahan kritis yang  cukup luas. Dengan kondisi kemiringan tanah diatas, hasil indentifikasi  kepekaan tanah terhadap erosi pada tahun 1996
Peka 3.946,90 Ha = 2,61 %
Agak Peka 13.793,29 Ha = 9,06%
Tidak Peka 134.461,79 Ha = 88,33 %
Peka 3.946,90 Ha = 2,61 %
Agak Peka 13.793,29 Ha = 9,06%
Tidak Peka 134.461,79 Ha = 88,33 %
Kerajaan yang pertama kali berdiri di daerah ini  bernama Tembong Agung. Tembong artinya mulai nampak, dan Agung artinya  cita-cita luhur. Dengan demikian Kerajaan Tembong Agung berarti  cita-cita luhur yang mulai nampak, Rajanya bernama Prabu Guru Hadji Adji  Putih (Haji Purwa Sumedang)
Setelah Raja Haji Purwa Sumedang mangkat yakni pada  abad XIII digantikan oleh puteranya bernama Prabu Tadjimalela dan nama  kerajaannya diganti dari Kerajaan Tembong Agung menjadi
Kerajaan Hibar Buana yang artinya menerangi Alam,  namun demikian dalam perjalannannya kerajaan itu berubah lagi menjadi  Sumedang Larang, nama ini diilhami dari perkataan ” Insun Medal Medangan  Larangan ” yang berarti ” aku dilahirkan di tempat yang mulia yang  sarat dengan tantangan dan ujian dalam menuju ketingkat kemakmuran  rakyat”. Pada akhirnya dalam catatan sejarah Sumedang Larang  diproklamirkan oleh Pangeran Angkawijaya atau yang dikenal dengan Prabu  Geusan Ulun pada tahun 1580 dan sejak itulah kerajaan ini dikenal  kesetiap pelosok kota di Pulau Jawa.
Menjelang akhir tahtanya Prabu Geusan Ulun, muncul  Kesultanan Mataram dengan membawa pengaruh dan perubahan di bidang  sosial, ekonomi dan sistem pemerintahan. Oleh karena itu pemerintah  Keprabuan (Kerajaan) diganti oleh sistem Pemerintahan Kabupaten hingga  saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar