Gunung Kunci

Wana wisata Gunung Kunci

Keadaan umum
Kawasan dengan luas 3.3ha terletak di RPH Naluk, BKPH Tampomas, KPH Sumedang, yang secara administrasif pemerintahan termasuk Kecamatan Sumedang selatan, Kabupaten Sumedang.

Wana wisata ini terletak pada ketinggian 400-500m dpl, konfigurasi lapangan umumnya berbukit. Kawasan ini mempunyai curah hujan 2.00mm/tahun dengan suhu udara 26-28C.

Potensi Kawasan
Wana wisata ini terdiri dari 3.3ha hutan tanaman pinus, sumber air yang ada berupa PAM yang saat ini dimanfaatkan dengan cara keperluan air bersih dan MCK. Potensi visual lansekap/bentang alam didalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah hutan tanaman, goa Jepang dan panorama pegunungan.

Potensi Wisata
Wana wisata ini merupakan sarana untuk wisata harian. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah piknik, masuk goa dan jalan kaki (hiking).

Daya tarik Gunung Kunci berupa peninggalan sejarah perang Dunia I (1914-1918)
Pada tahun 1917 dibangun gua dan banteng pertahanan didaerah Sumedang di 4 lokasi perbukitan yang mengelilingi kota Sumedang, yaitu digunung Kunci, gunung Palasari/ Pasir bilik dan gunung Gadung.

Gua dan benteng pertahanan yang sekarang keadaannya masih utuh adalah di gunung Kunci yang terkenal dengan nama Pandjoeman dan digunung Palasari, kemungkinan karena sejak tahun 1934 gua dan benteng tersebut kelestariannya dapat terjaga oleh petugas Perum Perhutani KPH Sumedang.

Perlawanan rakyat Sumedang terhadap bangsa kulit putih sudah diawali sejak tahun 1800an ketika kedatangan Gubernur Jenderal Deandels mengontrol pembuatan jalan Pos Anyer-Panarukan yang melewati daerah Sumedang, antara tahun 1810-1811.

Pekerjaan secara rodi yang berat didaerah Sumedang telah meminta banyak korban jiwa. Konon pada saat Deandels mengajak bersalaman disambut oleh Pangeran Kusumadinata IX (dikenal dengan nama Pangeran Kornel) dengan tangan kiri, sementara tangan kanan Pangeran memegang keris. Sang Gubernur yang dikenal sangat galak terkejut dan menjadi lemah menghadapi sang Pangeran.

Peristiwa heroik tersebut diabadikan pada nama jalan cadas tersebut dengan nama cadas Pangeran. Tahun pembuatannya diabadikan dalam prasasti batu marmer berhuruf jawa/sunda terletak pada satu dinding cadas di cadas Pangeran, lukisan relief peristiwa tersebut kini terlukis pada pintu gerbang masuk wana wisata Gunung Kunci.

Gua dan benteng pertahanan Belanda digunung Kunci memiliki keunikan baik bentuk maupun dibagian puncak bukit tersembul tembok benteng yang tegar berbentuk seperti motor boat dengan panjang 70m dan lebar 30m, ditengah benteng tersembunyi bangunan kamar-kamar yang atapnya ditimbun tanah. Dibagian bukit benteng terdapat bangunan bertingkat dua, disini terdapat beberapa tangga yang menurun menuju keperut bukit.


Didalam bukit terdapat lorong-lorong gua sepanjang 200m, menghubungkan kamar-kamar dibawah tanah dan antara pintu masuk menuju kebagian benteng. Ada 17 buah gua diperut bukit ini. Karena ada perbedaan tinggi dihubungkan dengan lorong bertangga. Bentuk kamar-kamar pada umumnya persegi panjang melengkung, terdapat pula dua ruangan yang berbentuk bulat seperti menara dengan garis tengah 3meter, ruangan bulat ini letaknya tersembul keluar bukit dilengkapi lubang pengintai (tempat mancong senjata berat)

Fasilitas
Jenis fasilitas yang tersedia adalah papan petunjuk, pos jaga, pondok kerja, loket karcis, tempat parkir, jalan setapak, instalasi air, tempat sampah, shelter (gardu panjang), MCK, tempat duduk, musholla dan pusat informasi.

Aksesbilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Sumedang selatan (2km) Kabupaten Sumedang (0.5km). Kondisi jalan umumnya beraspal dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat dan transportasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar